Friday, July 21, 2017

Review Bedak Jadul Fanbo Gloria 5

Review Bedak Jadul Fanbo Gloria 5- Berawal dari iseng-iseng belanja aku membeli bedak Fanbo Gloria 5 , awalnya gak ada niat sich buat ngebeli nie produk. Bedak ini sudah luama banget sebenernya malah melintang dibeberapa toko kosmetik, bisa dibilang bedak ini jadul he he . Mungkin dari jaman emak aku muda kali ya. he he


Saya mulai dari disain kemasannya yang Vintage. *Vintage, jadul, kuno, sebenernya artinya sama kan? Tapi kalau Vintage gitu kok dibilang keren ya? Sementara jadul itu nggak keren. Sekali lirik langsung ketahuan kalau ini harganya murah . Ada print mawar warna keemasan yang jadul banget. Tapi saya suka sih, ngingetin saya sama nenek saya. Ya walau saya juga nggak tau apa merk bedak nenek saya, tapi saya bisa bayangin kalau nenek saya bedakan pakai ini. Saya nggak bisa bayangin nenek saya bedakan pakai Mac Studio Fix ha ha ha.

Bedak Fanbo ini tergolong murah banget. Harga bedak ini cuma Rp 11 000,. Material pembuat kemasannya juga kokoh. Nggak terkesan ringkih gitu. Terus bentuknya tipis padat, nggak terlalu besar, tapi sesuai fungsi deh pokoknya. Pan bedaknya cukup lebar, dilengkapi dengan sponge handuk yang biasa kita pakai untuk aplikasi bedak non foundation, dan juga ada kaca yang cukup lebar. Tutupnya juga kencang, nggak gampang kebuka sendiri kalau kita mau bawa-bawa bedak ini.

Oh iya, selain seri Gloria ini, Fanbo juga ada yang seri Rose. Katanya sih, formulanya sama dengan Gloria, yang membedakan cuma bentuk kemasannya aja. Awalnya saya pikir ini compact powder non foundie biasa. Tapi ternyata di kemasannya terdapat keterangan kalau bedak ini mengandung foundation. Jadi, bisa dikategorikan sebagai two way cake ya? *perhatikan tanda tanya di kalimat sebelum ini. Itu berarti saya tanya, bukan ngasih tau*. Bedak ini punya aroma yang khas. Sebagian orang bilang baunya bikin pusing. Tapi menurut saya baunya malah ngangenin. Bau bedak jadul gitu. Susah mendiskripsikannya, silahkan dekatkan layar ke hidung dan endus sendiri. 

Untuk shade, saya lupa ada berapa pilihan warna. Tapi seingat saya lumayan banyak. Mungkin lima atau bahkan lebih. Dan asiknya ada pilihan untuk yellow undertone maupun pink undertone. Saya memilih shade nomer 2, natural. Warna yang saya pilih ini adalah warna medium cenderung terang, dan undertone-nya pink. Tapi sepertinya pilihan saya ini sedikit terlalu terang. Ya maklum, di counter nggak tersedia tester untuk jenis ini.

Teksturnya lumayan menurut saya. Nggak terlalu buttery sih, tapi masih lumayan lembut. Powdery juga, tapi nggak berlebihan. Yang penting bagi saya, di muka hasilnya dia halus dan rata, terus setelah sekian lama, bedaknya juga masih halus dan rata nggak jadi blentang-blentong karena minyak. Oh iya hasil akhir bedak ini di muka adalah matte, yang mana saya kurang begitu suka.

Tapi karena ini mengandung foundation, jadi agak-agak tricky kalau mau dipakai touch up. Takutnya sih cakey. Ya bisa sih kalau mau ribet dikit. Caranya: hilangkan dulu seluruh minyak di muka dengan kertas minyak dan tap-tap dengan tissue. Setelah itu, aplikasikan bedak ini dengan menggunakan kuas, tipis-tipis aja. Coverage bedak ini juga lumayan nutup untuk ukuran bedak padat menurut saya. Yah medium coverage deh. Tapi nggak bisa di-build lagi. Kalau di layer-layer hasilnya malah cakey.

Saya agak bingung kalau ngomongin daya tahan. Soalnya rata-rata bedak dimuka saya ya sama aja, setelah 2-3 jam bakalan berminyak. Tapi yang penting sih, setelah muka saya berminyak, bedak ini nggak bikin muka saya kelihatan dekil, atau nggak rata, atau oxy, atau tingkah-tingkah menyebalkan lainnya. Bedak Fanbo memang sengaja saya beli untuk menggantikan si Max Factor Creme Puff kalau nanti sudah habis. Lho, belum habis gitu kok udah beli? Ya kalau sudah habis total ya saya nggak bisa bikin perbandingan dong ah. gimana sih!

Sekedar info dulu kalau si Creme Puff Max Factor harganya Rp 50 000,- . Bisa dilihat kalau besar pan-nya sama. Jadi yang nggak suka dengan kemasan jadul ala Fanbo, bisa juga di depot ke Creme Puff. *Trus ngaku kemana-mana kalau itu bukan Fanbo tapi Max Factor. Ha?* Tapi menurut saya nggak usah deh. Kemasannya Fanbo lebih efisien menurut saya, ada kacanya gede dan tutupnya lebih rapat Dan cantik juga kok. Mbok cinta gitu lho sama produk negri sendiri.

Baunya juga sama-sama menyengat. Tapi Fanbo lebih menyengat. Saya pribadi sih nggak terganggu dengan bau mereka berdua. Saya suka-suka aja. Khas gitu.Tapi banyak yang menistakan baunya. Jiah, menistakan. Sponge bawaannya bagusan punya Fanbo banget. Untuk ukuran bedak seharga mapuluh rebu, sponge si Max Factor ini payah banget, kaya sponge BH. Nggak bisa dipake aplikasi bedak sama sekali. Sponge si Fanbo, walaupun nggak emejing juga, tapi lumayan masih bisa dipakai untuk aply dengan nyaman.

Secara tekstur, Max Factor menang. Kualitas bedaknya memang lebih lembut dan buttery, lebih nyaman saat diaplikasikan. Tapi soal hasil dan daya tahan, menurut saya sama aja. Dan kalau dilihat dari sisi harga, lalu dibandingkan kualitasnya, ya saya masih pilih Fanbo. Kualitas memang turun sedikit, tapi harga turun buanyak.

Kesimpulan :
  • Murah
  • Kemasannya bagus
  • Enggak cakey
  • Coverage medium
  • Nggak Oxy, nggak bikin kucel, pokoknya oke lah ya
  • Tersedia lumayan banyak pilihan shade
  • Baunya khas
  • Hasilnya matte
Yang Unik dari Fanbo :

Ini sih dari hasil nongkrong kelamaan di counter, terus SKSD sama mbak-mbak BA-nya. Si mbak BA Fanbo tergolong BA yang ramah dan pelayanannya maksimal. Jempol dulu deh buat mbak-nya. Si embak cerita kalau banyak yang protes soal aroma bedak dan kemasan beberapa produk Fanbo. Jadul banget gitu lho. Kuno. Bukan vintage karena nggak ada yang keren disini .Tapi kata si BA, Fanbo nggak akan menghilangkan bau atau mendisain ulang kemasan produk yang lama. Jadi memang itu bau dan kemasannya jadul, karena merupakan produk jadul. Mereka sih ngeluarin banyak produk-produk baru, yang kemasannya lebih mewah, dan harganya juga lebih mahal tentunya. Tapi mereka masih akan tetap memproduksi juga produk versi jadul. Jadi nggak ada istilah produknya DC atau Discontinue.

Jadi nggak bakalan ada yang kecewa, karena udah cocok sama varian tertentu, ternyata varian tersebut DC atau reformulasi gitu, ganti dengan yang baru. Kan sering tuh kejadian begitu di merk-merk lain. Kalau merk kosmetik masih mending, cari ganti apalah gitu. Tapi kalau merkskincare kan kadang susah ya. Udah terlanjur cocok malah harus cari gantinya, coba-coba, melalui resiko nggak cocok.